Author: Star Corner
•10.53
kering kerontang gugur berjatuhan, tertiup angin ditempa hujan terbawa susana dan tenggelam bersama mimpi
Inilah aku, walau kadang akupun tak tau pasti siapa aku... hasratku terus melaju bahkan kadang terlalu cepat hingga seruling yang seharusnya merdu tak terdengar satu nadapun, inilah aku hingga merekapun akan tau mengapa terlalu dalam cinta merobek-robek hati dan jiwaku hingga tak satu kata pun dapat kutuliskan untuk perdengarkan jeritan-jeritan rindu..... malam ini sungguh bayangan yang dulu hadir kembali, walau hujan telah berhenti sejak sore tadi, aku masih mencium baunya... bau tanah kering yang tersiram oleh air mata langit buah kegelisahan, seperti itulah aku menciummu... seolah-olah tak ada lagi batasan yang diciptakan oleh ruang dan waktu malam ini, tanpa kata maaf, tanpa paragraf, tanpa lirikan-lirikan nakal yang kusuka dari genggaman yang tak lepas dan tak erat,...... Mencari suara gesekan daun-daun dan ranting dipenghujung angan-angan, diam-diam jatuh selembar yang kering karena tak tahan tersentuh cahaya rembulan... menatap sejenak hingga tersadar betapa rapuhnya pijakan yg kuanggap kokoh ini..., demi bunga dan matahari, demi luapan-luapan isi hati, demi batas yg kelak akan tercipta... sungguh, wajahku tak mungkin lagi menunduk terlalu lama... aku rindu"
|
This entry was posted on 10.53 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: